Sabtu, 17 Agustus 2013

RISALAT MALAM DALAM GUNDAH



Gundah


Aku melihatmu dalam lintasan kabut malam
Merangkul tangan dalam dingin dan diam
Seutas senyum bimbang kau paksa dari ranum bibirmu
Bebarengan dengan pasi pias wajahmu
Kau tetap mengatup kelopak pandang untukku
Dan ku hanya diam, mematung tak berarti
Tanpa arah keputusan yang mengisyaratkan sirat cinta di matamu
Aku tersesat,,

Seumpama ini  goda asa,,
Maafkan aku yang tak memberikan kepastian akan jiwamu
Dan aku tersisih diantara riuh pohon tumbang
Disapu angin dari sisa badai kegelisahan
Akan patrian namamu yang tak juga lengkang
Namun tak bisa untuk bersama

Inilah risalat hati tentang kita
Seusai  gelap malam berganti
Namun tak pernah kutemukan rembulan tersenyum
Diantara kaki-kaki malam dalam hembusan bayu yang dingin
Kau pernah ingin pergi, dan aku menjauh
Tapi  ini tak usai
Isyarat cinta memanggil dalam sayap-sayap kecil
Walau rapuh, tetap membuat kita kembali
Dan kita sama-sama tak mengerti

Salahkah,,?
Tak tahu aka akan hal ini
Rasa terlalu mencerca saat kita saling  menjauh
Dan tangan ini memanggil walau tak bisa bersatu

Inilah risalat hati,,
Dalam penghianatan cinta yang gundah
Dan kita tak mampu mengakhirinya
Entah,,????

Malam gundah,  Tangerang 18/08/13 (Toto Cy)

Jumat, 16 Agustus 2013

RAHASIA HATI



Ada Sebuah Rahasia


Ada sebuah rahasia dalam lantunan syair ini
Rahasia  yang tak pernah terungkap dalam setiap lantunan kata
Rahasia keyakinan para syuhada dalam lantunan do’a
Berpadu dalam simphoni indah antara hati dan realita
Dan aku tetap bersajak, walau tak kutahu pula cibiran sinis dari angin
Aku tetap bercinta dengan kata
Seperti komposer bermain dengan chord-chord nada
Dan hanya aku yang tahu

Ada sebuah rahasia dalam deretan huruf-huruf  ini
Rahasia yang tak pernah terungkap dalam setiap desahan nafas ini
Rahasia keyakinan hati sang pecinta dalam setiap keinginannya
Berpadu indah antara asa dan kebimbangannya
Dan aku tetap bersajak, walau mungkin kau mulai jenuh
Aku tetap bercumbu dengan baris-baris kalimat
Seperti  denting kecapi mengalunkan tembang asmarandana
Dan hanya aku yang mengerti

Ada sebuah   rahasia dalam untaian kalimat-kalimat ini
Rahasia yang tak pernah terungkap dalam semua kosa kata
Rahasia keyakinan sang penyair dalam setiap khayalannya
Berpadu dalam sesak dan bimbang
Dan aku tetap bersajak, walau ku tahu  kau  semakin tak mengerti
Aku tetap bercengkrama  dengan  kata
Seperti  dawai berdenting di kegelapan
Dan hanya aku yang tahu

Ada sebuah rahasia dalam  bait sajak ini
Rahasia yang tak pernah  terungkap  untuk kata yang  ku sampaikan padamu
Rahasia betapa rasa ini melebihi khayalan yang ada
Berpadu dalam ketidak mampuan mengucap kata
Dan aku tetap bersajak, dalam rasa yang terus berevolusi menjadi sempurna
Aku tetap bersajak ditemani bias cahaya malam
Seperti  pungguk yang merindukan bulan
Dan aku masih tetap seperti ini

Ada sebuah rahasia dalam bait-bait syair ini
Rahasia sederhana tentang kita, aku, kau dan realita
Rahasia yang hanya aku yang tahu
Berpadu dalam bimbang langkah
Dan  aku tetap bersajak,  untuk membuatmu mengerti
Ini sebuah kesalahan yang indah
Namun tak ku temukan kebenaran dalam cahaya
Dan kita tak mampu untuk mengahirinya

Tangerang, Dalam dilema , 17/08/13 (toto cy)

Minggu, 04 Agustus 2013

LINTASAN IMAZI


Ternyata Aku Masih Sayang


Malam  masih bertabur bintang
Sayup nada-nada angin hantar gending asmarandana
menggugah kalbu, menyibak tirai yang pernah aku tinggalkan dahulu
dalam diam tak mengerti

inilah ego kita sayang,,
kau buat aku ragu dengan pesona jingga yang kau tiupkan
sementara hatiku minder dan ragu pada aroma melati dari urai rambutmu
aku tersesat, lalu kupilih pergi

kau mematung tanpa desis berarti
saat aku menjauh, kayuh biduk dari tepian
tak kulihat hujan di wajahmu, namun hatiku luruh
dalam tangis yang tertahan

aku bak laki-laki musyafir
tak tentu arah dalam asa
hanya  minder ini membuatku marah,,!!
Menggelegar dalam jiwa hampa
Dan ini menyakitkan jiwaku
Karena tak satupun akan ada yang mengerti

Aku hikayat tanpa ujung
Lelaki dalam do’a diujung jalan kosong
Dan tak bisa ku alamatkan rasa ini
Karena tak ku tahu apa yang sudah aku tinggalkan
Dan kini, akulah risalat tak berujud
Dari hamparan do’a-do’a  jiwa yang mengambang
Atas kasih yang terpisah dan tak pernah sampai
Dan ternyata aku masih sayang

Lintasan imazi, Tangerang 04/08/13 (Toto Cy)



Sabtu, 03 Agustus 2013

PRAHARA MASA LALU


Mengharap Kau Pulang


Aku berjalan atas kata yang pernah kita sepakati , dahulu,,
Sesungging senyum tabur harap dalam renyah candamu
Aku merasa titik embun menyejukan dahaga
Dan kau menabur kelopak-kelopak bunga  saat surya mulai menepi

Rindu,  harap dan syahdu balut hati tuk memelukmu
Kau bintang yang menuai asa
Yang mengajakku untuk berjalan dalam titian samar
Dan aku tergelincir, sakit namun tetap  kubangkit lagi

Aku tersesat dalam hanyut deras rasa
Banyak tangan disitu melambai untuk ku raih
Namun tetap kubiarkan , aku terseret dan tenggelam dalam luka-luka
Sampai pada Saat tangan-tangan kecil menggapai ujung jemari
Aku berusaha bangkit, dengan setengah nafas yang tersisa
Namun genggaman itu terurai kembali
Aku lunglai, sendiri dalam batas tepi

Aku masih tetap setia dalam rasa
Walau kau kini entah kemana,  lupakan kata yang pernah kita sepakati,
Lalu sesungging senyum  yang pernah kau tabur, dahulu
Menjadi badai  kemarahan yang  tak pernah di mengerti
Memadamkan kobaran asmara yang tertanam
Dan aku menjadi butir butir debu
Terkoyak, tertiup angin

Rindu  menjadi sembilu yang menyayat ujung nadi
Perih menjadi  singgasana  
Dan kau bak pecahan kaca, mengoyak telapak kaki
Berdarah dan penuh luka, menghentikan langkah gontai
Aku terdiam, dalam rindu yang berkecamuk
Mengharap kau pulang

Dalam badai kegelisahan, Tangerang 03/08/13 (toto cy)