Jumat, 11 September 2015

UNTUK SEBUAH KERINDUAN



Untuk sebuah kerinduan

Kulihat lagi sebuah taman kosong dalam perjalanan
Tak lagi sama,,
Entah pada satu windu kemarin terisikah dengan merahnya mawar
Atau bahkan  hanya fathamorgana pelangi yang  melintas
Bisikan semu akan membirunya janji hati sebagai risalat yang tak sampai

Ini tak bisa yakinkan rasa!!
Tercipta luka dalam dera rindu yang Tuhan cipta
Dari titik awal sampai saat kembali dalam putaran waktu yang seolah tak nyata
Diam menjadi nada terpilu untuk sebuah harapan
Dan ini  tak lagi sama

Dera angin sambut langkah kaki yang meragu
Anai memanggil menggantikan jemari yang tak lagi melambai
Rangkulan yang di harap hanya berbuah asa hampa
Ya salam,,,
Inilah selaksa rindu yang alang menjadi debu
Tak pernah ada mawar yang bisa kupetik
Bahkan tak bisa kubaui aroma tanah kering yang perah aku tinggalkan
Aku atukah kau yang tersakiti ??

Tangerang , selaksa rindu (12/09/15)


PERJALANAN DALAM HITUNGAN



87  Hari


87 hari yang lalu kau tawarkan hati untuk menyatu dalam asmara
87 hari yang lalu senyum hampa nan binal menghiasi seluruh rasa
87 hari yang lalu aku tak mampu tuk bertahan dalam kesetiaan
Dan aku mulai mengenal asmara sumbang pada tatapanmu
Aku terdiam saat lembut bibirmu ucapkan cinta pada sebuah ciuman
Dan aku menikmatinya

Kucatan dalam hati yang  mulai tak sehati
Berbagi binar pada cahaya temaran sedikit redup
Dan ini t’lah goyah..

Menyesalkah atau ini adalah candu
Candu keterikatan pada sebuah cerita
Cerita diatas takdir yang sedang kita tulis
Kau, aku saat melewati jalan di 87 hari yang lalu

Seutas hiasan indah dalam nista yang tak ku tahu
Aku t’lah terjatuh pada panorama indah cahaya di ujung embun
Walau kesadaran terkumpul  untuk keyakinan tak abadi
Tapi entah kau selalu menarik batinku untuk ta bisa berlogika
Dan selalu tertambat pada 87 hari jalan yang kita lalui bersama

Niscayakah ini ??
Genggam asmara yang salah arah
Ataukah sakral yang telah tertulis dari garis hidup
Dan aku tersesat !!!

Tangerang 12/09/15 (asa goda rasa)