Menanti Senyum
Tahukah kau wanita pujaan ?
Aku berkawan dengan do’a saat menantikanmu
Aku bercinta dengan harapan saat merinduimu
Dan ku harap kau hadir dalam peluk
Aku mengingat kau wanita pujaan,,
Saat
rambutmu dihiasi butir embun
Kau menatap sayu dalam diam
Dan aku ikut terdiam
Kau wanita pujaan,,
Menghias sebagian kalbu ini
kupeluk erat dalam desahan nafas berat
Walau ini tak nyata
Aku mengingatmu wanita pujaan,,
Senyum terakhir yang kau kulum adalah
misteri
Lukakah, atau sebaliknya ?
Dan aku tak mengerti sampai samudra
memanggilku
Kita diam dan hilang,,
Ooo, wanita pujaan,,
Kau hadir kembali dalam hati
Memanggil ujung bayang untuk merindumu
Aku bimbang, apa yang harus ku sematkan
dalam syair ini
Kau kah dalam senyum kanak-kanak dulu saat
kita dalam asmara
Atau ku harus tunggu waktu sampai senyumu
untukku
Dan mungkinkah itu ???
Tahukah kau wanita pujaan ?
Tali akan terputus karena
sembilu
Kata akan terputus karena kelu
Namun syair ini tetap kan ada,,,
Kan ada
untuk menanti senyumu
(dalam Memori Sidabowa) Tangerang 26/07/13 (Toto Cy)