Tiada yang istimewa dari syair ini, namun inilah senjata yang penyair miliki untuk melawan perang dalam kegelisahan
Selasa, 11 November 2014
TITIP KEYAKINANKU UNTUKMU
Untuk sesuatu yang paling berharga
Yang bersua dalam satu jumpa
Akan kehadiran rasa teramat berharga
Sebuah kelahiran asmara yang sebelum telah terlahir pada kehidupan
terdahulu
Sebuah reinkarnasi rasa dari kegandrungan nyata
Kau dan aku dalam satu asa
Ini bukan tentang syair rayuan ‘untukmu sayang’
Tapi ini sebuah risalat yang tersampaikan melalui do’a-do’a
Yang terbungkus rapih dalam kado semoga-semoga
Berpitakan untai cinta yang terbingkai dalam tautan gending asmara
Dengarlah hai sayang,,
Ini bukan sebuah untaian janji, tapi ini tentang rasa
Rasa yang terlahir dari rahim harapan kesunyian
Kesunyian panjang dari kesepian hari yang dilalui teramat panjang
Lalu kau datang ulurkan tangan berbalut lumuran cinta
Kau katakan ingin bangkit dari lara nestapa
Dan gayungpun bersambut menjadikan satu ikrar
Ini sebuah risalat rasa, tentang kita dalam detak Asmara
Ya,, asmara yang terbangun diatas istana pasir yang rapuh
Lalu kita bersama, kau hadiahkan aku sebuah mutiara indah
Teramat berharga dan sangat berharga
Namun ombak telah menggerus pondasi asmara ini
Lentera asmara yang kita nyalakan seolah hampir padam
Ketika hembusan sang angin meniupnya
Kau katakan ingin pergi dariku,,
Dan aku diam apatis dalam satu kehilangan
Kau mulai sirna dari apa yang di sebut cita-cita
Kau berlalu dari harapanaku akan indahnya mutiara yang yang kau janjikan
Aku hanyut dalam rasa luka
Luka akan manisnya cinta yang pernah dirasa
Ini bukan harap hampa, namun ku harus diam
Diam dari apa yang pernah kita cita-citakan
Diam dari kerinduan yang seolah kamu tepiskan
Dan aku tak bisa bangkit
Kalaulah waktu dapat ku putar
Kan kuhentikan apa yang disebut ‘cinta’
Ya,, cinta yang seutuhnya t’lah membuat merana dalam gundah
Cinta yang sesungguhnya yang menjanjikan sebuah cita-cita
Cinta yang kau tawarkan akan mutiara hati untukku..
Ya,, untukku...!!
Kutarik hempasan nafas ini
Tuk sekedar hilangkan luka dari atma
Luka yang terbangun atas kerinduan dari genggaman jemari kita
Luka yang terbangun dari tangis yang kau pilihkan untuk korneaku
Terbanglah sayang ketika sayapmu telah kuat untuk mengepak
Carilah pandangan indah untuk kau memilih sebuah sangkar emas
Biarkan aku disini dalam rudung luka asmara
Dan aku ikhlas, selama kau kan bahagia
Dan jagalah mutiara hati milik kita
Aku kan tetap diam ketika kau dalam senyum indah penuh bahagia
Tapi kembalilah jika kau merasa limbung di terpa angin
Dan kan ku obati kembali luka di sayapmu
Dan kan ku peluk dengan sepenuh rasa.
Karena kaulah yang paling berharga..
(Rasa untukmu_ Tangerang 11/11/14)
UNTUKMU YANG KU CINTA
Baid Do’a Untuk Rasa yang ada
Bila rasa ini salah
tolong benarkan menurut hatimu
Agar kelak dikemudian
hari aku dapat menemukan arti keinginanmu
Sehingga cahaya lentera
takan salah tuk menyinari
Walau takan pernah
berarti apa-apa, selain remang pengurai gulita
Namun tak niscaya
mungkin kan berarti pada saat pandangan mulai tak berarah
Bila rasa ini salah
tolong benarkan menurut hatimu
Agar disaat bayu
menerpa lilin ini takan melindap
Dan jemari tetap mampu untuk mempercayai cahaya yang lindap ini tetap hidup
Walau kuyakini takan memberikan
kehangatan dalam hatimu
Tapi disinilah harapan
itu ada
Jika rengkuh rasa ini
mengikatmu, maafkan aku
Tapi inilah bentuk
keterikatan atas ikhlasmu memberiku sebutir mutiara
Dan itulah keyakinan pelepas
dahaga hati dalam penantian panjang
Saat telaga sudah
mulai mengering atas padma yang merambat diatasnya
Maafkan jika s’mua
menjadi keresahan rasa
Dan aku kan diam jika
ini mulai menyiksa
Lalu kan ku lepaskan
semua pengikat atma yang melingkar di balik hatimu
Tak adil rasanya jika
merpati itu harus terikat dalam sangkar semu
Maka akan kulepaskan
jika itu kebahagiaanmu
Dan aku ikhlas!!
Ikhlas dalam diam,
dalam kata yang tak tersampaikan
Dalam kata yang tak
bisa lagi berkata bahwa ada sejuta cinta yang yang tak terkata
Kau adalah keyakinan,
lalu disaat embun itu mulai menghiasi ujung dagu
Aku kan tetap
mengusapnya walau hanya dalam rasa
Karena tangan ini t’lah
hilang daya tuk menyentumu
Dan aku tetap DIAM
dalam kata
Yang kutahu saat
teramat indah yang pernah ada
Adalah catatan kecil
yang takan pernah hilang
Dan kan menjadi
baid-baid do’a yang terlantun tak terkata
Untukmu, hanya
untukmu..
Ini tak menyakitkan,,
bisik malam yang selalu singgah saat rindu akanmu hadir
Anginpun tak bersuara,
saat bayangmu menjadi ejaan dalam altar rindu
Dan aku tetap DIAM
dalam rudung diamnya asmara
Inilah risalat yang
menjadikan kita tenggelam dalam diam
Dan kau berkata dalam
isak sangka ‘ini takan terlaksana’
Dan aku tetap DIAM
Kau baid do’a yang
menjadikan cinta ini nyata
Kau baid do’a yang
menuai harapan ini ada
Kau juga baid do’a
yang sertakan hati pada hujan dalam kemarau panjang
Dan aku kan jadikanmu
bidadari dalam singgasana indah ‘walau ini dalam diam’
Melangkahlah kekasih,
ku lepaskan kepak sayapmu tuk meraih kebahagiaan
Namun jagalah mutiara
itu,, suatu saat nanti kan ku jadikan itu berlian indah penghias mahkota kita
Dan kau kan berjalan
dengan kepala tegak dan mata terbuka
Bukan dengan tertunduk
dan sembab tangis yang selama ini menghiasi wajahmu
Inilah seutas do’a
dalam jalan yang mulai meredup
Dan kau kan menjadi
lentera disaat gerhana siang mulai datang
Dan aku kan menjadi
percik bintang saat rembulan enggan bersinar
Bukan kesempurnaan yang
menjadikan hadirmu sebagai asa
Tapi hadirmu adalah
kesempurnaan saat aku mulai kehilangan asa
Pergilah bersama
impian yang kau miliki
Dan kembalilah saat
lelah mulai membebani hatimu
Bawalah padaku mutiara
yang pernah kau katakan itu miliku
Dan akan kurangkul
dengan keihlasan dan kebahagiaan
Tersenyumlah sayang,
jangan kau paksa air mata menghiasi langkahmu
Terbanglah seperti
bidadari mencari selendang yang hilang
Dan aku kan tetap diam
menunggu
Ya,, menunggu dalam
DIAM ,
Diantara baid-baid do’a
untuk kebahagiaanmu
(Untuk s’mua rasa, jagalah mutiara indah itu sayang_
Tangerang 11/11/14)
Langganan:
Postingan (Atom)