Rabu, 13 November 2013

DERETAN ASA TERSISA


Asa yang tak sempurna

Denting piano memanggil  laju malam
Sendu bertaut  membelai jiwa rapuh laki-laki
Dan ku bersimpuh diantara kaki-kaki sunyi
Saat tengadah tangan seolah hampa  tanpa makna

Sang malam kini persembahkan gulita
Sedikit cahaya justru mencercaku, menambah kegamangan
Dan inilah hamparan rasa yang menyakitkan
Bagai safana dalam panggang surya di tengah kemarau

Ya,,, sativa!! Kau mengering dalam sukma
Mengeras bagai bongkahan batu lalu melebur dalam angin
Tiada bersisa,, hilang dalam genggam
Dan inilah arti kesepian

Kususun kembali butir-butir debu yang tersisa
Sejumput dua helai ku genggam
Lalu ku dekap diantara belahan hati
Berharap pagi datang teriring mentari

Tuhan,,, rupanya siang tak terhantar
Hujan hiasi jalan setapak di antara sisa-sisa malam
Dan tetap aku terpaku di tempat yang sama
Terasing dalam minder dan ragu

Aku tetap dalam nuansa yang sama
Bersajak dalam  ruang kosong
Dan kau tetap tak bisa ku dekap
Jauh, dan semakin menjauh

Inilah aku dalam penerimaan tanpa batas
Berteduh di bawah bias lindap lentera
Berteman bait-bait asa dalam risalat asmara
Walau ini tak pernah sempurna,,,

Jakarta, 14/11/13 (Toto cy)




KEBISUAN YANG TAK DIMENGERTI


Diam

Kusadari ini terlalu cepat berlalu
Kau pergi ketika aku terlambat menyadari semua
Bahwa kau terlalu berarti dalam hati ini
Mengukir dalam seluruh ruang nurani
Menemani luapan atma dalam bisik asmara

Dawai ini telah putus,,
Tak ada lagi denting  terpetik
Saat alunan asmarandana terucap lewat angin pagi
Dan itu karena ku terlambat menyadarinya

Oh,,,, wanitaku!!
Patutkah maaf terlontar
Saat kau t’lah lelah dalam menjalani realita ini
Asa yang terbungkus rapih kini terkoyak
Dan itu karena ku terlambat menyadarinya

Bisakah sang waktu berhenti sejenak
Agar aku mampu mengejar langkah menjauhmu
Lalu kusamai disisi kananmu agar aku bias merengkuh ujung jarimu
Dan sang maha cinta kembali tersenyum
Satukan dua hati yang bisu

Hah,,,,!! Khayal lagi ini
Terlalu cepat ini berlalu
Dan kakiku terlalu lemah untuk mengejar
Sementara tangankupun terlalu kecil untuk menggapai
Usaikah ini???
Saat kau mulai membisu
Dan aku diam,, karena ku terlambat menyadarinya

Jakarta, 13/11/13 (Toto Cy)

KETIKA KAU PERGI


Pelangi

Mentari mulai mengintip dari balik pelukan mega
Kala sembab nanar kornea masih membekas
Perlahan cercah nur merayap membuka sisa hujan
Lingkar pelangi bertahta dalam  warna sang cahaya
Dan aku tak mampu membuka seluruh katup mata yang sembab
Terbawa tangis satu jam yang lalu

Ya, satu jam yang lalu
Satu jam yang terlewati sebelum rintik hujan membawa pamitmu
Dan ku terdiam saat urai rambutmu terlihat menjauh
Menjauh dengan Tanya yang tak bisa ku jawab
 Lalu kau hilang dalam pandangan
Membawa lara yang tak sengaja ku berikan

Maafkan aku!!
Aku yang t’lah menyalakan seutas lilin dalam hatimu
Sementara aku tak mampu mengurai bias gulita
Dan lalu lilin ini meredup, saat badai gelisah mulai membuncah
Kibaskan amarah yang menggelegar, dan ku tahu itu menyakitimu
Sangat menyakitimu,,,,

Rintik hujan t’lah usai kini
Lingkar gapura warna mulai bertahta
Namun semuanya t’lah basah dari sisa-sisa hujan
Lilinpun kian melindap, dan aku tak mampu menghalangi badai menerpa
akhirnya kaupun pergi,, menuju lingkar pelangi
Dan aku terpatri  dalam gamang dan bimbang

Jakarta, 13/11/13 (Toto cy)