Asa
yang tak sempurna
Denting piano memanggil laju malam
Sendu bertaut membelai
jiwa rapuh laki-laki
Dan ku bersimpuh diantara kaki-kaki sunyi
Saat tengadah tangan seolah hampa tanpa makna
Sang malam kini persembahkan gulita
Sedikit cahaya justru mencercaku, menambah kegamangan
Dan inilah hamparan rasa yang menyakitkan
Bagai safana dalam panggang surya di tengah kemarau
Ya,,, sativa!! Kau mengering dalam sukma
Mengeras bagai bongkahan batu lalu melebur dalam angin
Tiada bersisa,, hilang dalam genggam
Dan inilah arti kesepian
Kususun kembali butir-butir debu yang tersisa
Sejumput dua helai ku genggam
Lalu ku dekap diantara belahan hati
Berharap pagi datang teriring mentari
Tuhan,,, rupanya siang tak terhantar
Hujan hiasi jalan setapak di antara sisa-sisa malam
Dan tetap aku terpaku di tempat yang sama
Terasing dalam minder dan ragu
Aku tetap dalam nuansa yang sama
Bersajak dalam ruang
kosong
Dan kau tetap tak bisa ku dekap
Jauh, dan semakin menjauh
Inilah aku dalam penerimaan tanpa batas
Berteduh di bawah bias lindap lentera
Berteman bait-bait asa dalam risalat asmara
Walau ini tak pernah sempurna,,,
Jakarta, 14/11/13 (Toto cy)