Sabtu, 03 Agustus 2013

PRAHARA MASA LALU


Mengharap Kau Pulang


Aku berjalan atas kata yang pernah kita sepakati , dahulu,,
Sesungging senyum tabur harap dalam renyah candamu
Aku merasa titik embun menyejukan dahaga
Dan kau menabur kelopak-kelopak bunga  saat surya mulai menepi

Rindu,  harap dan syahdu balut hati tuk memelukmu
Kau bintang yang menuai asa
Yang mengajakku untuk berjalan dalam titian samar
Dan aku tergelincir, sakit namun tetap  kubangkit lagi

Aku tersesat dalam hanyut deras rasa
Banyak tangan disitu melambai untuk ku raih
Namun tetap kubiarkan , aku terseret dan tenggelam dalam luka-luka
Sampai pada Saat tangan-tangan kecil menggapai ujung jemari
Aku berusaha bangkit, dengan setengah nafas yang tersisa
Namun genggaman itu terurai kembali
Aku lunglai, sendiri dalam batas tepi

Aku masih tetap setia dalam rasa
Walau kau kini entah kemana,  lupakan kata yang pernah kita sepakati,
Lalu sesungging senyum  yang pernah kau tabur, dahulu
Menjadi badai  kemarahan yang  tak pernah di mengerti
Memadamkan kobaran asmara yang tertanam
Dan aku menjadi butir butir debu
Terkoyak, tertiup angin

Rindu  menjadi sembilu yang menyayat ujung nadi
Perih menjadi  singgasana  
Dan kau bak pecahan kaca, mengoyak telapak kaki
Berdarah dan penuh luka, menghentikan langkah gontai
Aku terdiam, dalam rindu yang berkecamuk
Mengharap kau pulang

Dalam badai kegelisahan, Tangerang 03/08/13 (toto cy)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar