Mengertilah,
Asmara?
Terlalu indah
dawai ini
Jabaran chord
demi chord membentuk ruang melodi
Ya, melodi
kenangan dalam dingin saat malam menghantar
Gantikan lembayung
redup dalam nelangsa
Tentang pendar
cahaya yang tak berfokus pada korneamu
Disini aku
berjalan dengan kegamangan
Saat bisik
angin menjadi sayup antara engkau, aku dan entah siapa
Ya,
siapa,?
Saat ku
tak lagi mengenal hantar hatimu
Bertanya dalam
bimbang atau bimbang dalam bertanya
Semuanya sama,
kau selalu berlogika
Dan tak
mampu kuterjemahkan risalat hati
‘Rindu saat
kau tatap’ atau ‘tatap saat kau rindu’
Itu yang
membuat malam sedemikian acuh
Karena rindu
tak berdiri dalam logika
Tapi asmara
adalah altar yang tak bisa di mengerti
Aku, engkau
dan entah siapa ?
Bersatu di
angin dalam syair terasing
Karena malam
sedemikian acuh
Tidurlah dalam
asmaramu
Karena ku
kan tetap menghantarmu sampai kau terjaga nanti
Dan asmara
ini makin dalam kan ku lukiskan
Tanpa bait
logika bahkan tanpa sederet ungkapan tanya
Jakarta “nyatanya
kau tak mengerti” 24/11/2016 (Toto cy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar