Kamis, 05 Juli 2012

TERUNTUK PARA GURU (sesaat dalam perpisahan SDS Pelita Abadi Cengkareng)


T’rimakasih Guruku
(Untuk sesuatu yang tak pernah terungkap)

Guruku, Kutatap kini cakrawala biru
Berarak mengembang di hiasi bilur pelangi
Membaitkan kata yang selalu tersusun rapih, untuk jasamu

Guruku,  kaulah biduk diantara gelombang itu
Yang membawaku mengarungi samudra luas
Yang membawaku untuk mengenal kerasnya gelombang
Yang membawaku untuk mengerti arti hamparan luas

Guruku, engkau kenalkan aku ilmu
Engkau berikan aku cahaya dalam jalan yang remang
Lalu jadikan aku sesuatu yang lebih bermakna
Hingga aku mengenal betapa terang jalan ini

Guruku, jika ingin kusematkan dalam perpisahan ini
Hanyalah rasa ‘Trimakasihku untukmu’
Yang mewakili seluruh jasa yang engkau berikan
Lalu kan terus ku gapai seluruh ilmu, asa dan do’amu guruku
‘Engkaulah pahlawan tanpa tanda jasa’



Akhir Untuk Awal  (Dari Rasa T’rimakasihku)
Ini adalah sebuah epos besar
Ini adalah sebuah awal dari akhir pertemuan kita

Guruku, engkau telah sematkan aku ilmu
Engkau telah bukakan aku jalan
Dengan pelita yang kau berikan kepada kami

Disini, di akhir pertemuan kita
Ada sebuah awal yang telah engkau titipkan kepada kami
Sebuah langkah yang harus kami raih
Sehingga pundak kami dapat memikul negri ini
‘menjadi Negeri harapan’

Terimakasih Guruku, ilmu yang kau berikan
Akan aku jadikan pelita  tatkala mata ini gelap
Kan kujadikan haluan tatkala langkah ini bimbang
Kan kujadikan pegangan tatkala keseimbangan kami mulai labil

Engkau adalah embun penyejuk  dalam kehausan
Terimakasih untukmu, guruku..

Engkau petriot kami
Maka inilah yang mampu kami ungkapkan

 
Terpujilah Wahai Guruku
Terpujilah wahai Guruku
Kata ini mewakili perjuanganmu
Kar’na hadirmu bak embun penyejuk
Yang telah membasuhi berjuta kehausan

Jasamu mengalir di berbagai relung kehidupan kami
Engkau laksana pelita yang menerangi langkah-langkah kecil kami
Sehingga kegelapan ini menjadi terang
Sehingga kebutaan ini menjadi jelas

Kau bukakan kami satu jalan terang
Dari rimbun hidup yang remang dan kelabu

Terpujilah wahai Guruku
Terpujilah wahai Guruku
Karena  kau telah memberi warna
Karena kau telah membuka berbagai pilihan
Kaulah patriot kami
Kaulah pahlawan bagi kami
T’rimakasih Guruku

Jasamu takkan pernah pudar...



 
Terpujilah Dalam T’rimakasihku
Terpujilah wahai Guruku
Untaian kata itu adalah wujud bakti yang telah engkau berikan kepada kami

Kami takan bisa membalas budi, bhakti dan jasamu
Karena sebuah pelita yang engkau berikan
Niscaya takan padam sampai kapanpun

Engkaulah hujan dalam kegersangan kami
Engkaulah air dalam kedahagaan kami
Engkaulah angin dalam kehampaan kami

Kan kami teruskan asa dan jasamu
Ini bukanlah perpisahan kita
Tapi ini adalah awal langkah kami
Yang telah engkau bekali dengan cakrawala
Terimakasih Guruku, terimakasih

 
Pelita Yang Kan Terus Abadi
(Dari Penyesalan yang tak pernah terungkap)

Guruku, ini adalah ahkir
Ini adalah sesuatu yang telah usai
Dimana mata tombak ini telah kau lepas

Aku harus berjalan dengan sendiri
Aku harus melangkah dengan sendiri
Engkau tak lagi menemani
Apakah aku kan mampu, Guruku ?

Tak ingin rasanya akhir ini datang
Tak  ingin rasanya kebersamaan ini usai         
Setelah enam tahun engkau mengasuhku
Memberiku ketulusan ilmu
Membukakan  cakrawala dengan haluanmu
Memberiku cahaya dengan pelitamu

Guruku, andai waktu dapat berputar kembali
Aku ingin engkau tetap bersamaku
Aku berjanji akan turuti semua nasehatmu
Karena engkau pelita yang terangi hidupku
Engkau beri kami ilmu dengan tulus dan cintamu

Guruku walau ini adalah akhir
Walau ini telah usai
Tapi yakinlah..
Engkau tetap pelita abadi di hati kami







Tidak ada komentar:

Posting Komentar