Senin, 11 November 2013

Negeri Para Pendongeng



Negeri Para Pendongeng


Peluh basahi ujung dagu,
Terik matahari sertai tarikan syaraf vita suara
Antara lalu lalang debu dan isak lapar mariam
Ditemani kecrikan tutup-tutup botol minuman bersoda
Dengan nafas tersenggal, tersedak liur basi sisa kemarin
Kau tetap tersenyum dalam kepolosan gadis kecil termarginalkan

Aku merenung disudut tiang jalan
Memandang jauh diantara pekat asap dan debu
Dan ku dengar lirih lagu cinta dewasa dari anak tak cukup umur
Mengalun faseh seolah mahluk karbit yang matang belum waktunya
dan orang dewasa bersorak,,,
Pantaskah itu?

Pelajaran moral anak macam apa,
Jika mereka menjadi komoditi yang menggiurkan
Bagi orang-orang dewasa yang kebablasan
Lembaran Uang dan ketenaran menjadi  madu
Dan inilah Eksploitasi yang menyesatkan,

Kemerdekaan generasi lugu sudah terengkuh sejak dini
Siapa yang harus membela hak mereka
Jika semua sudah terlena
Negeri kita makmur dengan bahasa,
Berjuta alasan menjadi dongeng penghantar mariam kecil
Dan aku tak berdaya

Kini, kau tahu mariam
Isak laparmu kan terobati dengan tumbuhnya baliho
Dan liurmu yang sudah basi kan terganti dengan janji-janji
Dan kau harus mengerti,!!!,, dipaksa untuk mengerti
Walau ku sendiri tak mengerti

Dan kau mariam,,,  kau adalah mahluk dewasa
Mahluk yang hidup diantara jiwa-jiwa hura kanak-kanak
Mahluk yang hidup diantara jiwa-jiwa hura kanak-kanak
Mahluk yang hidup diantara jiwa-jiwa hura kanak-kanak
Mahluk yang hidup diantara baliho dan warna-warni bendera
Mahluk yang hidup diantara baris janji-janji dusta
Dan kau lebih dewasa ketika kau tersedak liur basi
Karena itu milikmu, mutlak milikmu!!!!
(pemberontakan hati, jakarta, 23/09/13_toto Cy)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar