Negeri Para Pendongeng
Peluh basahi ujung dagu,
Terik matahari sertai tarikan syaraf vita suara
Antara lalu lalang debu dan isak lapar mariam
Ditemani kecrikan tutup-tutup botol minuman
bersoda
Dengan nafas tersenggal, tersedak liur basi
sisa kemarin
Kau tetap tersenyum dalam kepolosan gadis kecil
termarginalkan
Aku merenung disudut tiang jalan
Memandang jauh diantara pekat asap dan debu
Dan ku dengar lirih lagu cinta dewasa dari anak
tak cukup umur
Mengalun faseh seolah mahluk karbit yang matang
belum waktunya
dan orang dewasa bersorak,,,
Pantaskah itu?
Pelajaran moral anak macam apa,
Jika mereka menjadi komoditi yang menggiurkan
Bagi orang-orang dewasa yang kebablasan
Lembaran Uang dan ketenaran menjadi madu
Dan inilah Eksploitasi yang menyesatkan,
Kemerdekaan generasi lugu sudah terengkuh sejak
dini
Siapa yang harus membela hak mereka
Jika semua sudah terlena
Negeri kita makmur dengan bahasa,
Berjuta alasan menjadi dongeng penghantar
mariam kecil
Dan aku tak berdaya
Kini, kau tahu mariam
Isak laparmu kan terobati dengan tumbuhnya
baliho
Dan liurmu yang sudah basi kan terganti dengan
janji-janji
Dan kau harus mengerti,!!!,, dipaksa untuk
mengerti
Walau ku sendiri tak mengerti
Dan kau mariam,,, kau adalah mahluk dewasa
Mahluk yang hidup diantara jiwa-jiwa hura
kanak-kanak
Mahluk yang hidup diantara jiwa-jiwa hura
kanak-kanak
Mahluk yang hidup diantara jiwa-jiwa hura
kanak-kanak
Mahluk yang hidup diantara baliho dan
warna-warni bendera
Mahluk yang hidup diantara baris janji-janji
dusta
Dan kau lebih dewasa ketika kau tersedak liur
basi
Karena itu milikmu, mutlak milikmu!!!!
(pemberontakan
hati, jakarta, 23/09/13_toto Cy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar