Dahulu Dalam
Sebuah Syair
Melintas lagi
senyum manismu dalam sampul catatan harianku
Usang dan berdebu memang,,,
Tapi itulah awal tirus wajahmu membayang kembali
Seolah tersenyum dari derai kelambu
yang tertutup noktah hitam pertikaian kecil
Penyesalankah dalam senyum itu?
Rindukah dalam senyum itu ?
Ataukah cibirin pada kisah tak berarti ,
Pada kisah kanak-kanak yang belajar
merangkai renda asmara
Lis,, desahan nafas ini diam
Tak terdengar tiupan angin
Tak terdengar derit bangku bambu yang pernah menjadi kisah indah
Tak terdengar pula dentingan dawai gitar dari gereja kecil tempat kita dulu
bertemu
Semuanya diam,,, nyaris tanpa suara mengiringi rindu pada memori itu
Hanya saja,,,
Hatiku kini mengguntur dalam amuk kerinduan
Tapi tak pernah jua di mengerti
Inikah kisah penyair dalam jalan yang sebenarnya
Menangis tanpa ada satu titikpun air mata menggenang
Rindu kadang hadir melilit raga
Dan semuanya melindapkan lilin ketegaran
Lalu mati rasa, membeku dan membatu
Sementara bayangmu terus hadir dalam kelopak ujung mata
Tak berbatas dan tak pernah bertepi
Tangerang , Kerinduan 22/07/13 (Toto
cy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar