Senin, 22 Juli 2013

MEMORY RINDU

Takan Pernah Pupus


Kau ingat sayang,  riuh daun pinus itu
Mengingatkan kita pada rangkaian asmara yang tak terucap dahulu
Jemarimu menggandeng tanpa ragu,
Sering ku bertanya pada hasratku sendiri
Adakah asmara dihatimu ketika uraian rambutmu mengusap diujung daguku

Kau tersenyum, dan hanya tersenyum
Lalu aku berandai tentang senyum itu
Dan sampai saat perpisahan  hadir aku tetap berandai
Dan lalu kau pergi

Ada selaksa bayang  yang mengukir  dada  ini
Ketika kau pergi menjauh
Dan aku membisu seolah bintang kecil t’lah hilang

Tak ada tangis memang, namun jiwa ini menjadi sendiri
Separuh  atmaku tlah  hilang
Dan kau menjadi gambaran bimbang dalam bisu
Disini aku terkunci dalam ruang kosong  dan sendiri

Kau ingat sayang, kita diam dalam hempasan angin dibawah riuh pinus
Kau sandarkan uraian rambutmu di dada ini
Kita tetap membisu, dan terus membisu
Sampai saat perpisahan itu datang

Dan kau ingat sayang, sirat matamu takan pernah hilang
Lalu kebisuan ini kan tetap ada, dan kita tetap diam
Bak bintang kecil  disamping sang rembulan
Dan  kisah ini takan pernah pupus

Memory, Tangerang 22/07/13 (Toto cy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar