Sesaat
lagi (teruntuk para guru kami)
Hai, detak waktu yang berputar
Hai, roda waktu yang berjalan
Kepada engkau aku ingin bertanya
Kepada engkau aku ingin berkeluh
kesah
Tentang ahir yang sesaat lagi datang
Tentang usai yang sesaat lagi hadir
Enam tahun sudah kita ukir senyum
Enam tahun sudah kita rajut
kebersamaan
Enam tahun sudah pelita engkau
nyalakan
Untuk terangi jalanku dalam gemang
remang
Dan untuk sesaat lagi ini usai
Bu, aku takut bu..
Takut ketika engkau bilang aku pasti
mampu
Takut ketika engkau bilang aku pasti
sanggup
Akankah pelita yang engkau titipkan
menjadi pijar mentari?
Atau bahkan akan menjadi sebuah
lindip lilin yang terseok ketika di terpa angin?
Detik terus berganti menit, lalu
menjadi sebuah waktu
Yang menjadi penghujung kebersamaan
kita
Dan sesaat lagi kita berpisah
Berpisah karena waktu yang
mengajakku
Berpisah karena engkau yakin aku harus terus berjalan
Karena ini bukan sebuah pilihan
Tapi ini keharusan agar aku menjadi
dewasa
Agar aku mampu mewujudkan negeri
adiwangsa
Terima kasih untuk baktimu guruku
Terima kasih untuk jasamu yang telah
membuka mata ku
Untuk melihat betapa luas dan penuh
warna jalan kami di depan
Terima kasih..
Bu, pak… sesaat lagi kita berpisah
Peluk aku dalam ikhlasmu
Rangkul aku dalam samudra maaf yang
engkau miliki
Karena kealfaan yang sering aku buat
Maafkan aku …
Aku tahu bu, pak… kata maaf ini
takan mengubah masa lalu
Tapi aku yakin maaf ini akan
mengubah hidupku di masa yang akan datang
Maafkan aku…
Doakan aku… sesaat lagi aku engkau
lepas
Tapi engkau kan tetap dalam
sanubariku
Jakarta, Pelita Abadi dalam memory perpisahan Juli 2012 (Toto Cy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar