Senin, 22 Juli 2013

SESAAT DALAM PERPISAHAN


Sesaat lagi  (teruntuk para guru kami)

Hai, detak waktu yang berputar
Hai, roda waktu yang berjalan
Kepada engkau aku ingin bertanya
Kepada engkau aku ingin berkeluh kesah
Tentang ahir yang sesaat lagi datang
Tentang usai yang sesaat lagi hadir

Enam tahun sudah kita ukir senyum
Enam tahun sudah kita rajut kebersamaan
Enam tahun sudah pelita engkau nyalakan
Untuk terangi jalanku dalam gemang remang
Dan untuk sesaat lagi ini usai

Bu, aku takut bu..
Takut ketika engkau bilang aku pasti mampu
Takut ketika engkau bilang aku pasti sanggup
Akankah pelita yang engkau titipkan menjadi pijar mentari?
Atau bahkan akan menjadi sebuah lindip lilin yang terseok ketika di terpa angin?

Detik terus berganti menit, lalu menjadi sebuah waktu
Yang menjadi penghujung kebersamaan kita
Dan sesaat lagi kita berpisah
Berpisah karena waktu yang mengajakku
Berpisah karena engkau  yakin aku harus  terus berjalan
Karena ini bukan sebuah pilihan
Tapi ini keharusan agar aku menjadi dewasa
Agar aku mampu mewujudkan negeri adiwangsa

Terima kasih untuk baktimu guruku
Terima kasih untuk jasamu yang telah membuka mata ku
Untuk melihat betapa luas dan penuh warna jalan kami di depan
Terima kasih..

Bu, pak… sesaat lagi kita berpisah
Peluk aku dalam ikhlasmu
Rangkul aku dalam samudra maaf yang engkau miliki
Karena kealfaan yang sering aku buat
Maafkan aku …

Aku tahu bu, pak… kata maaf ini takan mengubah masa lalu
Tapi aku yakin maaf ini akan mengubah hidupku di masa yang akan datang

Maafkan aku…
Doakan aku… sesaat lagi aku engkau lepas
Tapi engkau kan tetap dalam sanubariku


Jakarta, Pelita Abadi  dalam memory perpisahan Juli 2012 (Toto Cy)










Tidak ada komentar:

Posting Komentar